KEBUDAYAAN KOTA SEMARANG
Kota Semarang adalah ibukota provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dipimpin
oleh wali kota Drs. H. Soemarmo HS, Msi dan wakil wali kota Hendrar Prihadi,
SE, MM. Dan yang terletak disebelah utara pulau Jawa, secara geografis kota
Semarang bersebelahan dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Ungaran
di sebelah selatan, dan sebelah timur terdapat Kabupaten Demak. Dari beribu-ribu
penduduk Semarang terdapat beraneka ragam budaya dan kekhasan masing-masing. Berkembang
beberapa suku seperti Jawa, Tionghua, dan Arab, serta memiliki budaya yang
menarik yang merupakan perpaduan budaya-budaya yang dahulunya merupakan
cikal-bakal Semarang. Merujuk pada bangunan sejarah dan nama-nama tempat di
kota Semarang, maka kebudayaan yang pada saat lalu berkembang sperti Islam,
Tionghua, Eropa, dan Jawa (pribumi). Keempat kebudayaan tersebut berbaur yang
berpengaruh penting pada perkembangan Semarang tempo dulu. Sisa kebudayaan
tersebut masih berdiri dengan kokoh diterpa budaya modern yang berada disekitar
Pasar Johar(Kali mberok).
Tempat-tempat yang menjadi pusat peradaban budaya yang saat ini masih
terkenal dan sebagian hanya tinggal Kenangan (bangunan tua) dibagi menjadi 4
yaitu; Kampung Kauman, Kampung Pecinan, Kampung Belanda (Little Netherland), dan Kampung Melayu. Kampung Kauman pada tempo
dulu merupakan kawasan padat penduduk keturunan jawa sekarang keturunan Arab
juga banyak. Kampung Pecinan dihuni sebagian besar oleh keturunan Tionghua dan
Kmapung Belanda merupakan daerah pemerintahan dan kota kecil yang sekarang
disebut dengan Semarang Kota Lama. Sementara Kampung Melayu lebih banyak
keturunan Arab, dan pada saat ini masyarakat Jawa lebih banyak berada di daerah
Kampung Melayu.
·
Tradisi dan Kebudayaan Semarang
Satu hal yang menarik dari tata cara tradisi dan budaya masyarakat
Semarang adalah adanya perpaduan dua unsur etnis dalam satu tradisi, ini
dikarenakan di Semarang tidak hanya dihuni oleh masyarakat etnis Jawa, namun
juga banyak masyarakat etnis Tionghoa yang bermukim disini. Maka, tradisi dan
budaya di Semarang terlihat lebih cantik karena unsur Jawa Oriental yang begitu
kental. Salah satu contoh budaya di Semarang yang terdapat unsur Jawa Oriental
ini adalah Gambang Semarang atau Tarian Semarangan yang tidak hanya menampilkan
keindahan seni tari, namin juga musik disertai lawak-lawakan dalam setiap
tampilannya. Dalam Tarian Semarangan atau Gambang Semarang ini menggunakan
alat-alat musik seperti kendang dari Jawa Barat, bonang, kempul, suling,
kecrek, gambang, sukong, konghayan, dan balungan. Gerakan ciri khas dari tarian
ini berpusat pada tiga gerakan baku yang semuanya digerakkan dengan pinggul,
yaitu ngeyek, ngondek, dan genjot. Sedangkan gerakan tangan (lambeyan) sebatas
diarah mata. Tari gambang ini menggambarkan suasana ceria empat orang penari
yang diceritakan sedang berkumpul dan berbincang-bincang. Tarian ini merupakan tarian
yang gerakannya penuh semangat disertai dengan ekspresi-ekspresi berlebihan
dari sang penari. Goyangan pada pinggullah yang menjadi khas dari tarian ini
goyangan pinggul tersebut apabila diperhatikan membentuk gelombang laut. Laut tersebut
menggambarkan jajaran pantai yang menghiasi kota Semarang. Selain itu dari seni
musik ada juga Gamelan, Orchestra Van Java Siapa bilang orang Jawa tidak
mengenal orchestra? Jauh sebelum bangsa-bangsa Eropa datang nenek moyang bangsa
Indonesia sudah mempraktikannya. Sejak jaman dinasti Syailendra pada abad ke-8
Masehi, nenek moyang Bangsa Indonesia sudah mengenal dan memainkan berbagai
alat musik secara bersama-sama yang kemudian lebih dikenal sebagai Gamelan. Gamelan
meruapakan satu kesatuan utuh berbagai unsur alat musik yang diwujudkan dan
dibunyikan bersama. Kata Gamelan berasal dari bahsa Jawa ‘Gamel’ yang berarti
memukul, diikuti akhiran ‘-An’ yang menjadikannya kata benda. Gamelan sangat
mudah dijumpai di hampir seluruh wilayah pulau jawa. Tentu saja ada beberapa
perbedaan antara satu daerah yang lain akibat proses kebudayaan. Gamelan yang
berkembang di Semarang adalah Gamelan Jawa. Selain di Jawa, gamelan jugadapat
ditemui di Madura, Bali, Lombok, dll. Dari semuanya, Gamelan Jawa diyakini
sebagai yang tertua dan menjadi asal usul gamelan di daerah lain. Kemunculan gamelan
didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia, terutama Jawa
pada awal masa pencatatan sejarah. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya
sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Satu-satunya
pengaruh India dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanyikannya. Gambaran
tentang gamelan pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah,
yang dibangun pada abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng,
kendhang, dalam berbagai ukuran, kecapi,
alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun,
sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat
musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan. Gamelan merupakan bagian
yang tak terpisahkan pada hampir semua kegiatan seni dan budaya Jawa, seperti
pertubjukan wayang kulit, kethoprak, pementasan tari, uyon-uyon (pertunjukan
seni tarik suara), dll. Gamelan adalah salah satu hasil kebudayaan yang sudah
diakui secara internasional dan dipentaskan di lima benua. Bahkan PBB sudah
menetapkan sebagai warisan budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan. Untuk
menikmati Orchestra Van Java, anda bisa mengunjungi Gedung Ki Narto Sabdho,
kompleks TBRS Semarang.
·
Penduduk
Penduduk kota Semarang umumnya adalah suku Jawa. Mereka menggunakan
bahasa jawa untuk bertutur kata sehari-hari. Mereka menganut agama islam, dan
memiliki komunitas tionghoa yang besar. Komunitas tersebut sudah berbaur dengan
penduduk wilayah setempat.
·
Julukan Kota Semarang
Kota Semarang memiliki beberapa julukan yaitu :
a)
Venice
van Java : Kota Semarang banyak dilalui sungai, seperti di Venice (Italia)
sehingga Belanda menyebut Semarang dengan julukan tersebut.
b)
Kota
Lumpia : Semarang terkenal dengan
makanan khasnya, yaitu lumpia. Lumpia terbuat dari akulturasi budaya Jawa dan
Cina.
c)
Kota
Atlas : Maksud kota atlas adalah
aman, tertib, lancar, asri dan sehat.
Dari julukan
tersebutlah Semarang lebih dikenal atau diketahui oleh luar Jawa.
·
Adat Istiadat Semarang
Semarang memiliki budaya yang sangat kental. Salah satunya tradisi adat
dari Semarang adalah perayaan tradisi Dugderan. Dari tradisi tersebut, kita
dapat melihat percampuran seluruh budaya yang ada di Semarang. Perpaduan budaya
tersebut dapat kita lihat pada “warak endog”, adalah boneka binatang raksasa
yang merupakan mitologis yang digambarkan sebagai symbol akulturasi budaya di
Semarang. Bagian-bagian tubuhnya terdiri dari kepala naga (china), badan buraq
(arab), kaki kambing (jawa). Kata warak berasal dari bahasa arab “wara I” yang
artinya suci. Sedangkan edog (telur) merupakan symbol pahala yang diterima
manusia setelah menjalani proses suci. Secara harfiah, Warak Ngendok bisa
diartikan sebagai siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadhan, kelak di
akhir bulan akan mendapatkan pahala di hari lebaran.
·
Pariwisata
Beberapa tempat wisata di Semarang :
1)
Wisata
Alam : Pulau Tirangcawang, Pulau Tirang, Pulau Marina, Pulau Maron
2)
Wisata
Sejarah : Museum MURI, Lawang Sewu, Museum Jateng
3)
Wisata
Religi : Masjid Agung, Candi Tugu, Klenteng Sampoo KONG